
About the Book | |||
Liburan musim panas ini, Diana ingin sekali pulang ke tanah air. Tetapi, rasa enggan dan rindu bercampur baur dengan kebimbangan. Selain biaya yang tak sedikit untuk pulang, tempat kelahirannya masih bergolak. Padahal walaupun ia telah lama tinggalMoreLiburan musim panas ini, Diana ingin sekali pulang ke tanah air. Tetapi, rasa enggan dan rindu bercampur baur dengan kebimbangan. Selain biaya yang tak sedikit untuk pulang, tempat kelahirannya masih bergolak. Padahal walaupun ia telah lama tinggal di negeri orang—mengikuti sang ayah yang bertugas di Kedubes RI di Belanda—bayangan birunya laut, persawahan bak permadani, dan bukit-bukit yang indah di daerah paling ujung Pulau Sumatra itu selalu hadir dalam mimpinya. Sampai akhirnya, Diana mengikuti Liz berlibur ke Grotte Markt, Belgia. Di sanalah, Diana menemukan setitik cahaya untuk membantu negeri tumpah darahnya, Aceh. | |||